Industri farmasi dan pengobatan merupakan salah satu indutsri penting yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Industri ini bekerja untuk menemukan, mengembangkan dan membuat obat-obatan, baik yang sudah ada maupun yang baru ditemukan. Dalam prosesnya, pengembangan, pengujian dan pengecekan kualitas harus dilakukan untuk menjamin keamanan obat-obatan yang digunakan masyarakat. Proses tersebut menggunakan FT-IR, apa itu? Simak paragraf di bawah ini untuk mempelajari peran FT-IR dalam industri farmasi.
Pendahuluan Dasar Teori Fourier Transform Infrared (FT-IR)
Sebelumnya, untuk menganalisis bahan-bahan kimia secara kualitatif dan kuantitatif biasa digunakan metode spektoskropi. Spektroskopi mempelajari interaksi radiasi elektromagnetik dan unsur kimia, serta interaksi rangsangan elektronik, getaran molekul, atau orientasi putaran nuklir. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR) atau FTIR (Fourier Transform Infrared spectroscopy). Spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang pada bilangan gelombang 7.500 – 350 cm-1.
Fourier Transform Infrared (FT – IR) spektrometri dikembangkan dalam rangka untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi dengan instrumen dispersif. Kesulitan utama dispersive IR adalah proses scanning yang lambat. Sebuah solusi dikembangkan menggunakan perangkat optik yang sangat sederhana, disebut interferometer. Interferometer menghasilkan jenis yang unik dari sinyal yang memiliki semua frekuensi inframerah “dikodekan” ke dalamnya. Sinyal dapat diukur dengan sangat cepat. Dengan demikian, waktu analisis per sampel direduksi menjadi hitungan beberapa detik.
Penggunaan FT-IR dalam Industri Farmasi
Dalam industri farmasi, pembuatan obat diawasi dengan sangat ketat karena seluruh aspek tahapan pembuatan akan menentukan kualitas dari obat yg diproduksi, dari mulai penerimaan bahan baku hingga pengolahan bahan tersebut menjadi sediaan obat yang siap dipasarkan.
Dalam tahap awal penerimaan bahan baku di industri farmasi, proses awal yang dilakukan adalah identifikasi secara kualitatif untuk memastikan bahan yang digunakan telah sesuai dengan obat yang akan diproduksi. FT-IR mendapatkan peran penting dalam uji ini.
Secara otomatis menggunakan FT-IR, spektrum sampel akan dapat dideteksi secara kualitatif melalui perbandingan langsung dengan spektrum standar. Seperti telah dibahas pada pendahuluan bahwa setiap bahan/senyawa organik memiliki spektrum penanda/identifikasi yang berbeda sehingga dapat digunakan sebagai fingerprint pada uji kualitatif. Dalam waktu yang relatif singkat dapat dikonfirmasi jenis bahan/analit yang diuji.
Dalam perkembangannya FT-IR saat ini sudah dapat di kombinasikan dengan mikroskop sehingga dapat mendeteksi bahan dengan ukuran mikro sehingga sangat bermanfaat dalam analisis cemaran pada bahan baku ataupun “obat jadi”.
Pemanfaatan FT-IR lainnya yang dapat digunakan dalam industri farmasi adalah pemeriksaan jenis kemasan yang nantinya akan digunakan pada ‘produk jadi’.
Pengecekan quality control dengan FTIR
Mengingat jumlah sediaan bahan baku dan obat sangat banyak jenis dan ragamnya, diperlukan alat yang dapat meng-analisis secara kualitatif dengan waktu yang cepat dan hasil terpercaya. Bruker menawarkan FT-IR dengan Rocksolid InterferometerTM yang memiliki kecepatan pembacaan secara cepat dengan ketangguhan instrumen yang superior. Dengan garansi Interferometer selama 10 tahun, biaya pemeliharaan dan “cost of ownership” sangat rendah.
Salah satu model FT-IR dari Bruker adalah ALPHA, dengan opsi sampling module yang lengkap mulai dari ATR (Attenuated Total Reflection) hingga transmisi. Bruker menawarkan platform alat FT-IR dengan kapabilitas kemudahan penggantian sampling module yang beragam (Quicksnap sampling module), model ini banyak digunakan pada pabrik farmasi untuk uji kualitatif bahan baku obat dengan sample makro dengan ukuran partikel diatas 50 micron.
Untuk analisis cemaran berukuran mikro. Bruker memberikan solusi dengan instrument Mikroskop FT-IR LUMOS II yang dapat digunakan untuk menganalisis ukuran sample dengan partikel hinga 5 micron dalam produk, dilengkapi dengan MCT (Mercury-Cadmium-Telluride) detector, LUMOS II dapat medeteksi jenis cemaran yang berbentuk noda/spot dalam bahan baku ataupun produk jadi yang berbentuk padat (tablet ataupun serbuk).
Riset dan Pengembangan dengan FTIR
Salah satu bagian yang memegang peran penting dalam industri farmasi adalah bagian Riset dan Pengembangan (Research and Development). Bahan baku farmasi berkembang seiring dengan kebutuhan pengobatan saat ini, sehingga banyak penelitian yang dilakukan untuk sintesa bahan obat baru baik industri farmasi maupun akademisi. FT-IR digunakan sebagai penanda/fingerprint dari bahan obat yang diciptakan dan dapat digunakan selanjutnya sebagai referensi spektra pada saat bahan baku tersebut diproduksi dan dipasarkan secara umum.
Selain itu juga, FT-IR dapat digunakan untuk mempelajari perubahan ikatan kimia secara kualitatif dalam bahan sediaan farmasi apabila bahan tersebut diperlakukan dengan kondisi tertentu, sehingga dapat dijadikan salah satu dasar acuan informasi perlakuan yang dapat dihindari ataupun modifikasi dalam penggunaan bahan baku dalam proses pembuatan obat.